Detail Suatu Cinta

Detail Suatu Cinta

Dalam suatu acara perayaan, panitia Kelurahan setempat ingin memberi penghargaan terhadap pasangan suami istri yang paling mengasihi pasangannya di wilayah itu. Setelah melewati beberapa babak penyisihan, ada 3 pasang suami istri yang terpilih. Maka panitia pun memberitahu ketiga pasang suami istri tersebut agar pergi ke kantor panitia pada hari sabtu pagi, untuk mengikuti penilaian final.

Tiga pasang suami istri datang menepati janji, sepasang demi sepasang duduk di atas kursi yang terletak di luar kantor panitia, sedang menanti panggilan dari tim juri.


Tim juri memanggil pasangan pertama untuk masuk ke kantor, membiarkan mereka bercerita bagaimana mereka berdua saling mengasihi. Sang istri berkata, beberapa tahun yang lalu ia mengalami kelumpuhan, hanya bisa berbaring di atas ranjang. Dokter telah memvonis bahwa kemungkinan ia dapat berdiri lagi sangat kecil, hal ini membuatnya merasa putus asa dan hampir bunuh diri. Tetapi suaminya selalu menyemangatinya untuk tetap bertahan hidup. Demi sang istri, suaminya telah membawanya ke berbagai penjuru untuk berobat, tidak meninggalkannya apalagi mencampakkannya, dan dengan rela hati memikul tanggung jawab untuk merawatnya. Berkat kasih sayang dan perhatian suaminya, akhirnya ia dapat berdiri kembali. Ceritanya sangat menyentuh perasaan, wajah setiap juri yang mendengar cerita itu tergugah.

Baca Juga: 
Selanjutnya, masuklah pasangan yang kedua, mereka berdua berkata, mereka telah menikah 10 tahun, sama sekali tidak pernah bertengkar hebat, selama ini mereka berdua selalu mengasihi dan mencintai, saling menghormati satu sama lain. Para juri setelah mendengar cerita mereka itu diam-diam menganggukkan kepala.


Giliran pasangan suami istri yang ketiga. Lama sekali tim juri menunggu pasangan suami istri yang tidak kunjung masuk ke dalam ruangan. Para juri menunggu hingga kesabaran mereka telah habis, mereka lalu keluar dari kantor untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata pasangan suami istri yang ketiga itu masih duduk di atas kursi yang terletak di depan pintu, kepala si lelaki sedang disandarkan di bahu kanan istrinya, tertidur dengan lelap. Salah seorang juri bermaksud berteriak untuk membangunkan si lelaki, tapi sang istri buru-buru mencegah dengan memberi tanda menempelkan jari telunjuknya di bibirnya mengisyaratkan agar mereka jangan bersuara. Lalu dengan hati-hati ia mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pena dari dalam tasnya, ia menulis sebaris kalimat, lalu disodorkan kepada para juri. Semua itu dilakukannya dengan tangan kiri, dan dengan gerakan yang sangat lembut, takut akan membangunkan suaminya, bahu kanannya sama sekali tidak bergoyang, dengan mantap tetap me-nyangga kepala sang suami.

Para juri menerima kertas itu, karena ditulis oleh wanita itu dengan tangan kiri, tulisannya morat marit sulit untuk dibaca, tapi semua orang masih dapat membaca tulisannya, di kertas itu tertulis, “Mohon jangan bersuara, suami saya kemarin malam tidak tidur dengan baik.” Salah seorang juri mengambil pena dan menuliskan,“Tetapi kami ingin mendengar cerita dari kalian berdua, jika tidak membangunkan suami anda maka pekerjaan kami akan terhambat. Wanita itu menerima kertas itu dan setelah membacanya, ia kembali menulis dengan menggunakan tangan kirinya, “Kalau begitu, lebih baik kami mengundurkan diri saja dari pertandingan ini, tidak ada hal apa pun yang lebih penting dari pada membuat suamiku bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman.”


Para juri menjadi panik, wanita ini demi untuk tidak membangunkan suaminya dari tidur, di luar dugaan telah rela melepaskan pertandingan, sungguh tidak masuk di akal, sama sekali terbalik dengan logika. Tapi akhirnya mereka memutuskan untuk terus menunggunya.

Satu jam kemudian, lelaki itu telah bangun, tangan kanan wanita itu akhirnya bisa digerakkan, dari dalam tas ia mengeluarkan selembar kertas tissue dengan maksud hendak membersihkan air liur yang mengalir dari ujung bibir suaminya, tapi ketika lengannya baru diangkat, kertas tissue tersebut jatuh ke tanah. Dengan terkejut lelaki itu bertanya pada istrinya, “Ada apa?” Sang istri tersenyum dan berkata dengan lembut, “Tidak apa – apa.” Saat itu salah seorang juri sudah tidak sabar lagi dan segera menarik si lelaki untuk segera masuk ke dalam ruangan, barulah istrinya perlahan – lahan menjulurkan tangan kirinya untuk memijat bahu kanannya. Ia melihat beberapa orang juri sedang melihat kelakuannya itu dengan penuh perhatian, ia hanya tersenyum dengan perasaan sungkan dan berkata, “Sungguh tidak apa-apa. Hanya pundak saya yang terlalu lama ditekan kepala suami saya sehingga agak mati rasa.”

Setelah lelaki itu dipersilahkan masuk ke dalam kantor, para juri lalu bertanya padanya, mengapa ia bisa tidur sedemikian lelap. Lelaki itu tertawa dengan canggung, dan berkata, “Rumah saya berada di lantai satu, nyamuknya sangat banyak. Kemarin tengah malam saya terbangun karena gigitan nyamuk, dan baru saya sadari bahwa obat anti nyamuk di rumah saya telah habis. Di tengah malam juga tidak ada toko yang jualan, karena takut istri saya juga terbangun akibat gigitan nyamuk, maka semalaman itu saya mengusir nyamuk, sehingga saya tidak tidur lagi sampai pagi.” Dengan tercengang para dewan juri mendengar ucapannya, sesaat lamanya mereka semua terdiam.


Baca Juga: 
Hasil penilaian akhir dari suami istri yang paling saling mengasihi ini, oleh dewan juri ditambah dua kategori juara lagi. Pasangan suami istri pertama dinobatkan sebagai “Suami Istri Yang Senasib dan Sepenanggungan”. Lalu pasangan suami istri yang kedua dinobatkan sebagai “Suami Istri Yang Saling Menghormati”. Dan juara sesungguhnya suami istri yang paling saling mengasihi dianugrahkan kepada pasangan suami istri yang ketiga.

Moga cerita ini bisa membuka hati kita untuk lebih nenyayangi pasangan kita keluarga kita dengan hati yang ikhlas hanya karena Allah.

Wallahu 'alam bissawab.

Source: Here

Featured Post

Test Live Review Audio Interface Murah Berkualitas Riworal Q-24 192Khz 2...

Test Live Review Audio Interface Murah Berkualitas Riworal Q-24 192Khz 24bit

Senang Karaoke? Klik dibawah:

BTemplates.com